Senin, 11 Agustus 2014

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajah Sebelum Abad 20



1).     Perjuangan melawan Penjajah Portugis

Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah ini berlangsung di seluruh wilayah nusantara terutama di daerah-daerah yang menjadipusat-pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan pertama menentang penjajah dilakukan bangsa Indonesia terhadap penjajah Portugis. Perjungan ini dilakukan oleh rakyat Mlaka, Johor, Demak, Aceh. Malaka, dan Sunda Kelapa.
a.      Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat malaka dibawah pimpinan Satuan Mahmud Syah I melaksanakan perlawanan terhadap Portugis. Namun pada akhirnya pasukan malaka ini kalah dan pada tahun 1511 Malaka Jatuh ketangan Portugis, dan pada tahun 1526 pulau  Ninta diserbu oleh portugis. Sultan Mamud Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun 1528.
b.      Perjuangan Rakyat Johor
Rakyat Johor melakukan perlawanan Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597) yang dapat menagkis serangan Portugis.
c.      Perjungan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati UnusPasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-1523 melakukan perlawanan terhadap portugis. Dengan di bantu oleh armada aceh, palembang dan bintan. Namun usaha ini tidak membuahkan hasil.
d.      Perjuangan Rakyat Maluku
Ketika Portugis berhasil menaklukan Malaka Utara, sebagai penghasil rempah-rempah pada tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan Hairun dari Ternate tapi Portugis berusaha memonopoli perdagangan, menindas rakyat serta memeras rakyat, dan juga menyebarkan agama kristenn dengan terpaksa, oleh sebab itu rakyat Maluku terdorong untuk melakukan perlawanan dan juga dengan terbunuh Sultan Hairun oleh Portugis maka rakyat Ternate semakin marah dibawah pimpinan putera Sultan Hairun yaitu Sultan Baabullah Tidore, Trenate dan Halmahera bersatu padu melawan portugis pada tahun 1570-1575 dan pada tanggal 28 Desember 1577 Ternate berhasil mengusir Portugis.
e.      Perjuangan Rakyat sunda Kelapa
Dipimpin oleh fatahillah atau faletehan yaitu seorang ulama dari demak rakyat di Sunda Kelapa melakukan perlawanan terhadap Portugis, dan pada tahun 1527 portugis terkalahkan,portugis terusir ke malaka.saat itu fatahillah diberi gelar jayakarta yang berarti kemenangan akhir,setelah itu kerajan banten berdiri.
2).     Perjuangan menentang penjajah belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajahan belanda sudah dimulai pada awal abad 17 sampoai awaln abad 20,perjuangan ini terjadi dimana-mana diseluruh Nusantara. Dalam point ini kami hanya akan menjelaskan beberapa dari sekian banyak perjuangan bangsa,yaitu perang Diponegoro, perang padri, dan peperangan oleh rakyat Aceh.
Perang Diponegoro. Perang ini dipimpin oleh pangeran Diponegorgo,yaitu merupakan anggota kerajaan Yogyakarta. Namun semenjak terjadi perselisihan di antara keluarga yang juga dicampuri oleh  Belanda ia bresama neneknya pindah ke Tegalrejo, desa di Yogyakarta. Dilar itu rakyat sangat menaruh harapan pada Pangeran Diponegoro karena kewajiban kerja dan membayar pajak oleh Belanda,juga sikap raja yang mengizinkan penyewaan tanah pada pihak swasta.
            Perang ini diawali oleh persengketaan antara Pangeran dan Belanda. Persengketaan ini terjadi karena  pada tanggal 20 juli 1825 pemasangan tonggak-tonggak jalan yang dipasang Belanda ke tanah Tegalrejo tidak diizinkan oleh Pangeran, sehingga membuat amarah pada Diponegoro dan rakyatnya.
Belanda kemudian melakukan serangan terhadap pasukan Diponegoro,maka mulailah perang yang dikenal perang Diponegoro. Dengan dukungan dari pihak yang luas,yaitu para petani, pangeran dan para ulama, seorang ulama besar yaitu Kyai Mojo bergabung dengan Diponegoro, dan juga seorang bangsawan yaitu sentot Alibasyah Parwirodidjo. Yang kemudian menjadi panglima utamanya.
Pada permulaan perang, pasukan Diponegoro berhasil merebut beberapa daerah. Pada wal perang ini kekuatan belanda memang tidak besar sehinggga banyak merugikan belanda. Pada tahun 1825 sampai 1827 pasukan Diponegoro selalu unggul dalam perang. Bahkan Jenderal De Kock pernah menawarkan perdamaian, tapi tidak diberi tanggapan sehingga belanda menyediakan sayembara dengan hadiah uang 20 ribu ringgit bagi siapapun yang bisa menagkap Diponegoro hidup atau mati namun gagal karena rakyat tetap setia pada Pangrean Diponegoro.
Mulai tahun 1827 Belanda menggunakan taktik ”Benteng stelsel” yaitu dengan membuat benteng yang saling berhubungan di setiap daerah yang berhasil dikuasai sehingga mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro, taktik ini membawa hasil dengan menyerahnya panglima Diponegoro yaitu Sentot Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi, kemudian belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro guna mengadakan perundingan pada tanggal 28 Maret 1830. Namun perundingan ini merupakan siasat licik jenderal de kock yang berakhir dengan dutangkapnya Pangeran Diponegoro. Karena itu sejak awal 1830 perlawanan semakin melemah.
Pada tanggal 3 Mei 1830 Ia diasingkan ke Manado. Tahun 1834 dipindahkan ke Ujungpandang sampai wafatnya tangtgal 8 Januari 1855.

Perang Padri : Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat, yang bermula dari pertentangan dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum adat. Kaum padri atau kaum ulama melakukan gerakan perbaikan keadaan masyarakat di Minangkabau agar kembali kepada ajaran islam yang murni, gerakan kaum padri ini ternyata mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa oleh kebiasaan buruk mereka. Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama sesudah kaum adat yang meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur tangan dalam peperangan ini. Namun, tuuan Belanda bukan hanya melawan kaum Padri, tetapi untuk menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18 Pebruari 1821 perang Padri melawan Belkanda di mulai, perang padri terbagi kedalam tiga masa. Yaitu ; Tahun 1821 -1825 ditandai dengan meluasnya rakyat. Masa kedua Tahun 1825-1830 yang ditandai dengan meredanya pertempuran karena belanda melakukan perjanjian dengan kaum Padri yang lemah. Masa ketiga Tahun 1830-1838 yang diakhiri dengan tertangkapnya para pemeimpin Padri.
Salah satu kekeuatan perlawanan kaum padri adalah di Bonjol yang di pimpin oleh Tuanku Imam Bonjol kemudian belanda mendatangkan pasukan dari Batavia dengan bantuan ini belanda dapat menguasai beberapa daerah kaum padri. Tahun 1834 Belanda menyerang Bonjol, mulai tahun 1835 Belanada mengarahkan pasukannya untuk mengalahkan kaum padri di Bonjol karena itu pasukan Padri semakin terjepit oleh Belanda namun selam tahun 1836 kekuatan Padri belum terapatahkan.
Pada bulan Oktober 1837Belanda menyerang Benteng Bonjol yang pada akhirnya benteng tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya menyerah pada belanda. Imam Bonjol kemudian dibuang oleh belanda ke Cianjur dan dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi ke Menado dan Wafat disana yaitu pada tanggal 6 Nopember 1864. secara umum perlawanan kaum padri dapat dipatahkan pada tahun 1838.

Perang Aceh yang terjadi pada bulan Maret 1873 belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sulatan Muhammad Daud Syah untuk menagkui kedaulatan Hindia Belanda namun ditolak akhirnyta pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari Belanda. Maka dimuailah perang rakyat Aceh.
Pada bulan April 1837 belanda menyerang ke kerajaan Aceh namun mengalami kegagalan. Pada bulan Desember 1873 Belanda melakukan serangan kedua yang lebih besar, namun pada ahkirnya belanda berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana Aceh pun jatuh ke tangan Belanda namun rakyat Aceh masih merasa merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya.
Belanda kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang faham tentang agama islam atas nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara memecah belah kekuatan masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda menyerang markas pertahanan Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya diterusakan oleh isterinya Cut Nyak Dien yang kemudian juga dapat ditangkap oleh Belanda. Pada tahun 1906 dibuang ke Sumedang. Semenatara itu Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah menyerah pada tanggal 20 Januari 1903 dan pada tanggal 6 September 1903 Panglima Polem akhirnya menyerah juga. Maka, dengan kejadian ini berarti pemerintah Hindia Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.

 Sumber
Samlawi, Fakih dan Maftuh, Bunyamin. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung: Depdikbud

Syah, Nurdin. 1995. Sejarah Pergerakan Kebangsaan. Bandung: Rosda.
Muhammad Dodi Tisna. 2008. Makalah Perjuangan Bangsa Indonesia 

1 komentar: