1.
LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA
EROPA KE NUSANTARA
Berawal dari jatuhnya Konstantinopel
pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah
Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah
yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara
(Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga
menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era
kolonialisasi Barat di Asia.
A.
Kedatangan Bangsa Portugis
Portugis datang ke Nusantara dengan latar belakang
ingin mencari sumber rempah-rempah, dan menyebarkan agama Katolik. Dimana pada abad ke 14 rempah-rempah
merupakan komoditi yang penting di Eropa. Setelah Konstatinopel Jatuh ketangan Turki
Utsmani pada 1453 Portugis berupaya
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa yang berpusat di kota Lisbon. Dengan kata lain bangsa Portugis hendak
memonopoli perdagangan rempah di Eropa sehingga memberikan keuntungan yang
besar.1
Pada tahun 1497, Vasco da Gama sampai di
India. Pada tahun 1503, Albuquerque berangkat menuju India. Pada
tahun 1510, ia menaklukkan Goa, dan pada tahun 1511, menaklukkan Malaka. Portugis datang ke Nusantara dengan
dimulai menaklukkan Malaka pada 1511 dibawah pimpinan Afonso deAlbuquerque.
Portugis hendak menjadikan Malaka menjadi pangkalan militer untuk menahan
serangan orang melayu.2 Selain itu Alfonso memerintahkan
kapal-kapal untuk berlayar mencari “kepulauan rempah” yakni Maluku. Francisco
Serrao pada tahun 1512 mengadakan penyelidikan mengenai kepulauan rempah.
Selain mengadakan penyelidikan dia juga membantu untuk menghadapi musuh yang menyerang
sehingga menyebabkan dirinya disukai oleh penguasa setempat. Portugis berhasil
bekerjasama dengan Ternate, sehingga Portugis dapat memonopoli perdagangan
rempah di Ternate.3
B.
Kedatangan Bangsa Spanyol
Latar
belakang kedatangan Spanyol ke Nusantara tidak jauh berbeda dengan latar
belakang kedatangan bangsa Portugis, yakni ingin mencari sumber rempah-rempah,
menyebarkan agama Katolik. Dalam pembagian wilayah pelayaran antara Spanyol dan
Portugis ditentukan berdasarkan Perjanjian Thordesillas.
Ekspedisi
pelayaran bangsa Spanyol untuk menemukan Kepulauan Rempah melalui jalur ke arah
barat dilakukan oleh armada Magellan.
Magellan pada tahun
1519 memulai pelayarannya dari Spanyol, dengan lima kapal hitam berlayar dari
pelabuhan Sanlucar de Barrameda dengan awak berjumlah 270 orang. Mereka
berlayar ke arah barat melewati Samudera Atlantik kemudian berlayar menyusuri
ujung selatan Benua Amerika. Hal ini merupakan rute yang berbeda dari
pendahulunya Colombus, yang mana Colombus hanya mencapai Karibia tidak mencapai
Hindia yang sebenarnya. Magellan dan para awaknya memasuki Samudra Pasifik pada
28 November 1520 yang menyisakan tiga dari lima kapal saat pertama berlayar.4
Selama
empat belas minggu, mereka merayap ke utara dan ke barat sambil
terombang-ambing arah angin yang berubah-ubah. Akhirnya mereka sampai di
Filipina pada tahun 1521 dengan Magellan yang kehilangan nyawanya.5
Perjalanan armada Spanyol ini terbilang kurang berhasil karena hasil yang
didapat berupa rempah-rempah tidak sebanding dengan jumlah nyawa, perbekalan,
dan waktu yang dihabiskan untuk ekspedisi tersebut. Dari Filipina dengan
sisa-sisa ekspedisi Magellan mereka berlayar ke arah Maluku, lalu di Maluku
mereka mencoba berusaha mendekati penguasa setempat, dalam hal ini Kerajaan
Tidore. Selain itu mereka juga berperang melawan Portugis yang bekerjasama
dengan Kerajaan Ternate.
C.
Kedatangan Bangsa Belanda
Pada
1596, pelayaran Belanda yang dipimpin de Houtman tiba di Banten, yang merupakan
pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Pada 1597, mereka kembali ke Belanda
dengan membawa cukup banyak rempah-rempah di atas kapal mereka. Setelah
itu, banyak perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda bersaing untuk mendapatkan
rempah-rempah di Indonesia. Pada 1598, 22 buah kapal milik lima perusahaan yang
berbeda mengadakan pelayaran. Pada bulan Maret 1599, armada di bawah pimpinan
Jacob van Neck tiba di “Kepulauan Rempah” Maluku, kapal-kapalnya kembali ke
Belanda pada 1599-1600 dengan membawa rempah-rempah yang cukup banyak dan
keuntungan sebanyak 400 persen. Terjadi persaingan antar perwakilan dagang
Belanda yang mengakibatkan naiknya harga, sementara meningkatnya pasokan
menyebabkan turunnya keuntungan yang diperoleh. Pada 1598, parlemen Belanda
mengajukan usulan agar perseroan-perseroan yang saling bersaing tersebut
bergabung ke dalam suatu kesatuan. Pada 1602, perseroan-perseroan yang bersaing
itu akhirnya tergabung membentuk Maskapai Hindia Timur, VOC.
Sumber :
Catatan Akhir :
5 Jack Turner. Sejarah Rempah; Dari Erotisme sampai Imperialisme. (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2011), hlm. 36 6. M.C.
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern
1200-2008, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2008), hlm. 49
7 M.C.
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern
1200-2008, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2008), hlm. 49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar