Senin, 11 Agustus 2014

Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia



1.      LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA EROPA KE NUSANTARA
 Berawal dari jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.

 

A.    Kedatangan Bangsa Portugis
Portugis datang ke Nusantara dengan latar belakang ingin mencari sumber rempah-rempah, dan menyebarkan agama Katolik. Dimana pada abad ke 14 rempah-rempah merupakan komoditi yang penting di Eropa.  Setelah Konstatinopel Jatuh ketangan Turki Utsmani pada  1453 Portugis berupaya menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa yang berpusat di kota Lisbon. Dengan kata lain bangsa Portugis hendak memonopoli perdagangan rempah di Eropa sehingga memberikan keuntungan yang besar.1
Pada tahun 1497, Vasco da Gama sampai di India. Pada tahun 1503, Albuquerque berangkat menuju India. Pada tahun 1510, ia menaklukkan Goa, dan pada tahun 1511, menaklukkan Malaka. Portugis datang ke Nusantara dengan dimulai menaklukkan Malaka pada 1511 dibawah pimpinan Afonso deAlbuquerque. Portugis hendak menjadikan Malaka menjadi pangkalan militer untuk menahan serangan orang melayu.2 Selain  itu Alfonso memerintahkan kapal-kapal untuk berlayar mencari “kepulauan rempah” yakni Maluku. Francisco Serrao pada tahun 1512 mengadakan penyelidikan mengenai kepulauan rempah. Selain mengadakan penyelidikan dia juga membantu  untuk menghadapi musuh yang menyerang sehingga menyebabkan dirinya disukai oleh penguasa setempat. Portugis berhasil bekerjasama dengan Ternate, sehingga Portugis dapat memonopoli perdagangan rempah di Ternate.3
B.     Kedatangan Bangsa Spanyol
            Latar belakang kedatangan Spanyol ke Nusantara tidak jauh berbeda dengan latar belakang kedatangan bangsa Portugis, yakni ingin mencari sumber rempah-rempah, menyebarkan agama Katolik. Dalam pembagian wilayah pelayaran antara Spanyol dan Portugis ditentukan berdasarkan Perjanjian Thordesillas.
            Ekspedisi pelayaran bangsa Spanyol untuk menemukan Kepulauan Rempah melalui jalur ke arah barat dilakukan oleh armada Magellan.
Magellan pada tahun 1519 memulai pelayarannya dari Spanyol, dengan lima kapal hitam berlayar dari pelabuhan Sanlucar de Barrameda dengan awak berjumlah 270 orang. Mereka berlayar ke arah barat melewati Samudera Atlantik kemudian berlayar menyusuri ujung selatan Benua Amerika. Hal ini merupakan rute yang berbeda dari pendahulunya Colombus, yang mana Colombus hanya mencapai Karibia tidak mencapai Hindia yang sebenarnya. Magellan dan para awaknya memasuki Samudra Pasifik pada 28 November 1520 yang menyisakan tiga dari lima kapal saat pertama berlayar.4
            Selama empat belas minggu, mereka merayap ke utara dan ke barat sambil terombang-ambing arah angin yang berubah-ubah. Akhirnya mereka sampai di Filipina pada tahun 1521 dengan Magellan yang kehilangan nyawanya.5 Perjalanan armada Spanyol ini terbilang kurang berhasil karena hasil yang didapat berupa rempah-rempah tidak sebanding dengan jumlah nyawa, perbekalan, dan waktu yang dihabiskan untuk ekspedisi tersebut. Dari Filipina dengan sisa-sisa ekspedisi Magellan mereka berlayar ke arah Maluku, lalu di Maluku mereka mencoba berusaha mendekati penguasa setempat, dalam hal ini Kerajaan Tidore. Selain itu mereka juga berperang melawan Portugis yang bekerjasama dengan Kerajaan Ternate.
C.    Kedatangan Bangsa Belanda
           
Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda dibawah tekanan yang besar berusaha melebarkan sayapnya ke seberang lautan. Perang kemerdekaan Belanda melawan Spanyol membawa perubahan yang besar. Dahulu, bangsa Belanda bertindak sebagai perantara dalam menjual rempah-rempah secara eceran dari Portugis ke Eropa bagian utara. Menyatunya takhta Spanyol dengan Portugis pada 1580 mengacaukan jalur mereka untuk mendapatkan rempah-rempah dari Portugis, hal ini mendorong mereka untuk mencari sendiri sumber rempah-rempah tersebut, dalam hal ini adalah Asia.6 Bangsa Belanda berlayar ke Nusantara menggunakan petunjuk dari Jan Huygen van Lin-schoten seorang Belanda yang awalnya bekerja pada Portugis. Dia menerbitkan bukunya Iti-nerario naer Portugaels Indiesn (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis), yang memuat peta-peta dan deskripsi terperinci mengenai penemuan-penemuan Portugis. Dari buku itu bangsa Belanda dapat mengetahui kekayaan Asia dan problem-problem bangsa Portugis di sana.7 Oleh sebab itu, bangsa Belanda meningkatkan penyempurnaan konstruksi kapal dan persenjataan mereka.
            Pada 1596, pelayaran Belanda yang dipimpin de Houtman tiba di Banten, yang merupakan pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Pada 1597, mereka kembali ke Belanda dengan membawa cukup banyak rempah-rempah di atas kapal mereka. Setelah itu, banyak perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda bersaing untuk mendapatkan rempah-rempah di Indonesia. Pada 1598, 22 buah kapal milik lima perusahaan yang berbeda mengadakan pelayaran. Pada bulan Maret 1599, armada di bawah pimpinan Jacob van Neck tiba di “Kepulauan Rempah” Maluku, kapal-kapalnya kembali ke Belanda pada 1599-1600 dengan membawa rempah-rempah yang cukup banyak dan keuntungan sebanyak 400 persen. Terjadi persaingan antar perwakilan dagang Belanda yang mengakibatkan naiknya harga, sementara meningkatnya pasokan menyebabkan turunnya keuntungan yang diperoleh. Pada 1598, parlemen Belanda mengajukan usulan agar perseroan-perseroan yang saling bersaing tersebut bergabung ke dalam suatu kesatuan. Pada 1602, perseroan-perseroan yang bersaing itu akhirnya tergabung membentuk Maskapai Hindia Timur, VOC.

Sumber :

Catatan Akhir :
1 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta:  PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 41
2 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta:  PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 43
3 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta:  PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 45
4 Jack Turner. Sejarah Rempah; Dari Erotisme sampai Imperialisme. (Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), hlm. 35
5 Jack Turner. Sejarah Rempah; Dari Erotisme sampai Imperialisme. (Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), hlm. 36 6. M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta:  PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 49
7 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta:  PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar