Sekarang perjuangan bangsa Indonesia suda tidak dipimpin oleh raja atau bangsawan lagi seperti Pangeran Diponegoro
(bangsawan), Teuku Umar (bangsawan), Sultan Hasanuddin (raja), Si
Singamagaraja IX (raja). Karena perlawanan bertumpu pada kharisma
pemimpin, maka tatkala pemimpin tewas atau tertangkap, perlawanan akan
berhenti. Sesudah abad ke-20 perjuangan dipimpin oleh golongan
terpelajar (cendekiawan). Pemberian kesempatan bagi pribumi untuk
mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda pada awal abad ke-20
dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kerja murah, namun justru melahirkan
golongan cendekiawan yang kemudian memimpin perjuangan melawan
kolonialisme Belanda. Mereka adalah Sutomo, Suardi Suryaningrat,
Soekarno, Moh. Hatta, Sahrir, dan lain-lain. Karena perjuangan melalui
organisasi modern menerapkan sistem kaderisasi, maka meski pemimpin
tertangkap dan dipenjara, perlawanan tetap berlanjut.
Sebelum abad ke-20
perlawanan masih bersifat kedaerahan. Masing-masing pemimpin
mempertahankan wilayah kekuasaannya. Sesudah abad ke-20 sudah bersifat
nasional, yaitu perjuangan tidak lagi bersifat nasionalisme sempit,
namun perjuangan ditujukan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Munculnya
kata “Indonesia” sebagai identitas bangsa menyatukan berbagai suku,
agama, dan budaya yang ada di Nusantara untuk bersatu padu mengusir
penjajah.
Sumber :
http://brainly.co.id/tugas/19967
www.tuanguru.com
Senin, 11 Agustus 2014
Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajah Sebelum Abad 20
1). Perjuangan melawan Penjajah Portugis
Perjuangan
bangsa Indonesia terhadap penjajah ini berlangsung di seluruh wilayah nusantara
terutama di daerah-daerah yang menjadipusat-pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan pertama menentang penjajah dilakukan bangsa Indonesia terhadap
penjajah Portugis. Perjungan ini dilakukan oleh rakyat Mlaka, Johor, Demak,
Aceh. Malaka, dan Sunda Kelapa.
a.
Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun
1511 rakyat malaka dibawah pimpinan Satuan Mahmud Syah I melaksanakan perlawanan
terhadap Portugis. Namun pada akhirnya pasukan malaka ini kalah dan pada tahun
1511 Malaka Jatuh ketangan Portugis, dan pada tahun 1526 pulau Ninta diserbu oleh portugis. Sultan Mamud
Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun 1528.
b.
Perjuangan Rakyat Johor
Rakyat Johor
melakukan perlawanan Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini kemudian
dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597) yang dapat menagkis serangan
Portugis.
c.
Perjungan Rakyat Demak
Dibawah
pimpinan Dipati UnusPasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-1523 melakukan
perlawanan terhadap portugis. Dengan di bantu oleh armada aceh, palembang dan
bintan. Namun usaha ini tidak membuahkan hasil.
d.
Perjuangan Rakyat Maluku
Ketika
Portugis berhasil menaklukan Malaka Utara, sebagai penghasil rempah-rempah pada
tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan Hairun dari Ternate
tapi Portugis berusaha memonopoli perdagangan, menindas rakyat serta memeras
rakyat, dan juga menyebarkan agama kristenn dengan terpaksa, oleh sebab itu
rakyat Maluku terdorong untuk melakukan perlawanan dan juga dengan terbunuh
Sultan Hairun oleh Portugis maka rakyat Ternate semakin marah dibawah pimpinan
putera Sultan Hairun yaitu Sultan Baabullah Tidore, Trenate dan Halmahera
bersatu padu melawan portugis pada tahun 1570-1575 dan pada tanggal 28 Desember
1577 Ternate berhasil mengusir Portugis.
e.
Perjuangan Rakyat sunda Kelapa
Dipimpin oleh
fatahillah atau faletehan yaitu seorang ulama dari demak rakyat di Sunda Kelapa
melakukan perlawanan terhadap Portugis, dan pada tahun 1527 portugis
terkalahkan,portugis terusir ke malaka.saat itu fatahillah diberi gelar
jayakarta yang berarti kemenangan akhir,setelah itu kerajan banten berdiri.
2). Perjuangan menentang penjajah belanda
Perjuangan
bangsa menentang penjajahan belanda sudah dimulai pada awal abad 17 sampoai
awaln abad 20,perjuangan ini terjadi dimana-mana diseluruh Nusantara. Dalam
point ini kami hanya akan menjelaskan beberapa dari sekian banyak perjuangan
bangsa,yaitu perang Diponegoro, perang padri, dan peperangan oleh rakyat Aceh.
Perang
Diponegoro. Perang ini dipimpin oleh pangeran Diponegorgo,yaitu merupakan
anggota kerajaan Yogyakarta. Namun semenjak terjadi perselisihan di antara
keluarga yang juga dicampuri oleh
Belanda ia bresama neneknya pindah ke Tegalrejo, desa di Yogyakarta.
Dilar itu rakyat sangat menaruh harapan pada Pangeran Diponegoro karena
kewajiban kerja dan membayar pajak oleh Belanda,juga sikap raja yang
mengizinkan penyewaan tanah pada pihak swasta.
Perang ini diawali oleh persengketaan
antara Pangeran dan Belanda. Persengketaan ini terjadi karena pada tanggal 20 juli 1825 pemasangan
tonggak-tonggak jalan yang dipasang Belanda ke tanah Tegalrejo tidak diizinkan
oleh Pangeran, sehingga membuat amarah pada Diponegoro dan rakyatnya.
Belanda
kemudian melakukan serangan terhadap pasukan Diponegoro,maka mulailah perang
yang dikenal perang Diponegoro. Dengan dukungan dari pihak yang luas,yaitu para
petani, pangeran dan para ulama, seorang ulama besar yaitu Kyai Mojo bergabung
dengan Diponegoro, dan juga seorang bangsawan yaitu sentot Alibasyah
Parwirodidjo. Yang kemudian menjadi panglima utamanya.
Pada permulaan
perang, pasukan Diponegoro berhasil merebut beberapa daerah. Pada wal perang
ini kekuatan belanda memang tidak besar sehinggga banyak merugikan belanda.
Pada tahun 1825 sampai 1827 pasukan Diponegoro selalu unggul dalam perang.
Bahkan Jenderal De Kock pernah menawarkan perdamaian, tapi tidak diberi
tanggapan sehingga belanda menyediakan sayembara dengan hadiah uang 20 ribu ringgit
bagi siapapun yang bisa menagkap Diponegoro hidup atau mati namun gagal karena
rakyat tetap setia pada Pangrean Diponegoro.
Mulai tahun
1827 Belanda menggunakan taktik ”Benteng stelsel” yaitu dengan membuat benteng
yang saling berhubungan di setiap daerah yang berhasil dikuasai sehingga
mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro, taktik ini membawa hasil dengan
menyerahnya panglima Diponegoro yaitu Sentot Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi,
kemudian belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro guna mengadakan
perundingan pada tanggal 28 Maret 1830. Namun perundingan ini merupakan siasat
licik jenderal de kock yang berakhir dengan dutangkapnya Pangeran Diponegoro.
Karena itu sejak awal 1830 perlawanan semakin melemah.
Pada tanggal 3
Mei 1830 Ia diasingkan ke Manado. Tahun 1834 dipindahkan ke Ujungpandang sampai
wafatnya tangtgal 8 Januari 1855.
Perang Padri : Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat,
yang bermula dari pertentangan dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum
adat. Kaum padri atau kaum ulama melakukan gerakan perbaikan keadaan masyarakat
di Minangkabau agar kembali kepada ajaran islam yang murni, gerakan kaum padri
ini ternyata mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa oleh
kebiasaan buruk mereka. Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama
sesudah kaum adat yang meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur
tangan dalam peperangan ini. Namun, tuuan Belanda bukan hanya melawan kaum
Padri, tetapi untuk menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18
Pebruari 1821 perang Padri melawan Belkanda di mulai, perang padri terbagi
kedalam tiga masa. Yaitu ; Tahun 1821 -1825 ditandai dengan meluasnya rakyat.
Masa kedua Tahun 1825-1830 yang ditandai dengan meredanya pertempuran karena
belanda melakukan perjanjian dengan kaum Padri yang lemah. Masa ketiga Tahun
1830-1838 yang diakhiri dengan tertangkapnya para pemeimpin Padri.
Salah satu
kekeuatan perlawanan kaum padri adalah di Bonjol yang di pimpin oleh Tuanku
Imam Bonjol kemudian belanda mendatangkan pasukan dari Batavia dengan bantuan
ini belanda dapat menguasai beberapa daerah kaum padri. Tahun 1834 Belanda
menyerang Bonjol, mulai tahun 1835 Belanada mengarahkan pasukannya untuk
mengalahkan kaum padri di Bonjol karena itu pasukan Padri semakin terjepit oleh
Belanda namun selam tahun 1836 kekuatan Padri belum terapatahkan.
Pada bulan
Oktober 1837Belanda menyerang Benteng Bonjol yang pada akhirnya benteng
tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol
dan pasukannya menyerah pada belanda. Imam Bonjol kemudian dibuang oleh belanda
ke Cianjur dan dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi ke Menado dan Wafat
disana yaitu pada tanggal 6 Nopember 1864. secara umum perlawanan kaum padri
dapat dipatahkan pada tahun 1838.
Perang Aceh
yang terjadi pada bulan Maret 1873 belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sulatan
Muhammad Daud Syah untuk menagkui kedaulatan Hindia Belanda namun ditolak
akhirnyta pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari Belanda. Maka
dimuailah perang rakyat Aceh.
Pada bulan April 1837 belanda
menyerang ke kerajaan Aceh namun mengalami kegagalan. Pada bulan Desember 1873
Belanda melakukan serangan kedua yang lebih besar, namun pada ahkirnya belanda
berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana Aceh pun jatuh ke tangan Belanda
namun rakyat Aceh masih merasa merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya.
Belanda
kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang faham tentang agama islam atas
nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara memecah belah kekuatan
masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda menyerang markas pertahanan
Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya diterusakan oleh isterinya Cut Nyak
Dien yang kemudian juga dapat ditangkap oleh Belanda. Pada tahun 1906 dibuang
ke Sumedang. Semenatara itu Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah menyerah pada
tanggal 20 Januari 1903 dan pada tanggal 6 September 1903 Panglima Polem
akhirnya menyerah juga. Maka, dengan kejadian ini berarti pemerintah Hindia
Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.
Sumber:
Samlawi, Fakih dan Maftuh, Bunyamin. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung:
Depdikbud
Syah, Nurdin. 1995. Sejarah Pergerakan Kebangsaan. Bandung: Rosda.
Muhammad Dodi Tisna. 2008. Makalah Perjuangan Bangsa Indonesia
Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
1). Penjajahan
Portugis (1511-1575)
Pada tahun 1511 bangsa Portugis
yang dipimpin oleh Admiral Alfonso D’ Albuquerque mulai menancapkan kuku
penjajahannya di tanah air dan menaklukan malaka, yang merupakan wilayah bagian
nusantara. Sjak saat itulah mereka milai memperkuat kekuasaannya di Nusantara,
dengan dikuasainya malaka maka semakin terbukalah jalan untuk menguasai
dareah-daerah yang ada di Nusantara yang klaya akan rempah-rempahnya, yang pada
saat itu merupakan barang yang sangat mahal di Eropa. Satu demi satu kerajaan di Nusantara mulai ditaklukan
oleh Portugis. Setelah itu pada tahun 1521 Portugis sampai di Ternate dan pada
tahgun 1575 Tidore telah dikuasainys, Portugis yang pada awalnya hanya mencari
rempah-rempah ke dunia Timur, akhirnya mereka malah menaklukan, menguasai dan
menjajah bangsa yang ada di Nusantara ini.
2). Penjajahan Spanyol
(1522-1529)
Armada Spayol yang tadinya berangkat
dari negerinya ke arah barat ternyata pada akhirnya samapai juga di dunia
Timur, Filipina merupakan bangsa pertama yang didatangani oleh Spanyol yakni
pada tahun 1521, kemudian tahun berikutnya tepatnya pada tahun 1522 Bangsa
Spanyol telah sampai di Tidore, hal ini memang tidak di duga sebelumnya karena
Spanyol dan Portugis yang semula berangkat bertentangan arah akhirnya sampai
juga di Maluku, pada tahnggal 22 April 1529 pihak Portugis dan Spanyol membuat
suatu perjanjian yang dinamakan Saragosa
hal ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan kekuasaan yang berkepanjangan
yang perjanjiannya itu berisikan bahwa Portugis menguasai wilayah Nusantara
sampai ke Irian, sedangkan Spanyol wilayah kekuasaannya yaitu meliputi daerah
sebelah timur Irian termasuk Filipina terus sampai ke Timur. Berdasarkan
perjanjian tersebut maka Spanyol harus keluar dari wilayah indonesia, dan
wilayah nusantara ini kemudian berada sepenuhnya dibawah kekuasaan Portugis.
3). Penjajahan Belanda
(1596-1942)
Pada tahun 1596 Armada dagang belanda
yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman pertama kali sampai ke kepulauan
Nusantara yang pada saat itu berlabuh di Banten. Dan Banten pada saat itu
merupakan Kerajaan yang besar, seperti halya Portugis kedatangan Belanda ke
Nusantara juga pada mulanya hanya sekedar untuk mencari remmpah-rempah dan juga
untuk berdagang, namun pada akhirnya seperti halnya Porugis, Belanda juga
menguasai serta menjajah Indonesia yang berlasngsung kurang lebih 350 tahun.
Dalam
rangka untuk mengurusi kepentingan dagannya, maka pada saat itu belanda
memebntuk suatu persekutuan dagang yang kita kenal dengan VOC (Vereeningde Oost-Indische Compagnie)
atau persatuan dagang India Timur, yang orang Indonesia lebih sering dikenal
dengan Kompeni. Yang dalam hal ini pemerintah belanda yang membantu persekutuan
ini, dan VOC inilah yang kemudian menguasai sertamengeksploitasi ekonomi di
Indonesia dari tahun 1602-1799. VOC yang mempunyai kekuasaan memonopolo perdagangan ini juga memiliki kekuatan
militer untuk menghadapi perlawanan dan persaingan dagang.
Pada
tahun 1619, yaitu pada waktu terjadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta dan
Banten dengan Belanda, pada saat itu Jayakarta di bakar serta yang kemudian di
bangunlah sebuah kota diatas puing-puing kota jayakarta tadi yang dinamakan
dengan Batavia.
Pada
tahun 1799 kekuasaan Belanda diambil alih oleh pemerintah Belanda dari VOC ,
karena pada saat itu VOC mengalami kebangkrutan serta kerugian yang sangat
besar yang kemudian persekutuan ini pun dibubarkan, maka sejak tahun 1799
kekuasaan Belanda secara resmi dikuasai oleh Pemerintah Belanda.
4). Penjajahan
Perancis (1807-1811)
Sebenarnya perancis tidak
secara langsug menjajah Indonesia namun pada saat itu hanyalah menjajah
secara tak langsung. Hal ini
berkaitan dengan kalahnya belanda oleh Perancis dalam peperangan negaranya.
Battafsche (1799-1807) dihapuskan oleh kaisar Perancis yaitu Napoleon Bonaparte
yang kemudian diganti dengan Koningkrijk Holland (Kerajaan Belanda), dibawah
kekuasaan adiknya Bonaparte yaitu Raja Loeis Napoleon.
Sehingga akhirnya indonesia menjadi daerah jajahannya
Koningkrijk Holland, yang berarti secara tidak langsung Indonesia mejadi daerah
jajahan Perancis. Yang pada masa ini Gubernur Jenderal Daendles dikirim ke
Indonesia.
5). Penjajahan
Inggris (1811-1816)
Pada tahun 1811 Armada Inggris yang
di pimpin oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles menyerang Hindia Belanda
dan menaklukan Batavia, pada saat itulah kekuasaan Indonesia jatuh ketangan
Inggris. Penjajahan ini tidak berlangsung lama hanya enam tahun, hal ini dikarenakan
adanya perjanjian Convention of London
yang isinya itu memtuskan daerah kekuasaan belanda yang dikuasai oleh Inggris
harus dikembalikan ke Belanda lagi, peristiwa ini berkaitan dengan kalahnya
Napoleon Bonaparte dalam pertempuran di Leipzing, yang kemudian pada saat itu
Pemimpin Inggris yakni Letnan Gubernur John Fendhal harus menyerahkan
kekuasaannya kembali ketangan Belanda.
6). Penjajahan
Belanda kedua (1816-1942)
Berdasarkan perjanjian Convention of London tahun 1814 akhirnya
belanda berkuasai kembali di Indonesia, penjajahan serta pengeksploitasian
manusia serta sumber dayanya semakin gencar dilakukan oleh pihak Belanda, ada
masa pada saat itu belanda melaksanakan sistem tanam paksa dan ada masa juga
dimana modal-modal swasta leberal masuk ke Indonesia dan ada pula masa
penerapan politik.
Penjajahan
belanda pada periode kedua ini tidak berlangsung selama 26 tahun. Suatu masa
yang lama, yang kemudian penjajahan belanda ini pun berakhir setelaha
balatentara Jepang yang di pimpin oleh Jenderal Imamura berhasil menaklukan
Belanda tanpa syarat, dan berarti pada akhirnya yaitu pada tanggal 10 Maret
1942 Belanda menyerah kepada Jepang, yang pada saat itu Gubernur Jenderal
tjarda van Starkenborgh Strchouwer dan Letnan Jenderal Ter Poorten menyerah
tanpa syarat kepada Jenderal Imamura di daerah Kali Jati, Subang, Jawa Barat.
Dengan
menyerahnya Belanda Kepada Jepang dengan ini berarti penjajahannya terhadap
Indonesia beralih juga, seperti halnya
Belanda, Jepang juga menjajah Indonesia dengan cara yang keji dan tidak kalah
kejamnya yang kemudian banyak terjadi perbudakan dan kerja paksa.
Daftar Pustaka :
Bernard H. M. Vlekke, 2010, Nusantara;Sejarah Indonesia (terj. Samsudin Berlian), Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia & Freedom Institut
Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 2008, Sejarah Nasional Indonesia IV (Kemunculan Penjajahan di Indonesia), Jakarta : Balai Pustaka
Marwati Djoenet Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 2008, Sejarah Nasional Indonesia V (Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda), Jakarta : Balai Pustaka
M. C. Ricklefs, 2008, Sejarah Indonesia Modern;1200-2004 (terj. Satrio Wahono dkk), Jakarta : SerambiKedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
1.
LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA
EROPA KE NUSANTARA
Berawal dari jatuhnya Konstantinopel
pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah
Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah
yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara
(Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga
menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era
kolonialisasi Barat di Asia.
A.
Kedatangan Bangsa Portugis
Portugis datang ke Nusantara dengan latar belakang
ingin mencari sumber rempah-rempah, dan menyebarkan agama Katolik. Dimana pada abad ke 14 rempah-rempah
merupakan komoditi yang penting di Eropa. Setelah Konstatinopel Jatuh ketangan Turki
Utsmani pada 1453 Portugis berupaya
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa yang berpusat di kota Lisbon. Dengan kata lain bangsa Portugis hendak
memonopoli perdagangan rempah di Eropa sehingga memberikan keuntungan yang
besar.1
Pada tahun 1497, Vasco da Gama sampai di
India. Pada tahun 1503, Albuquerque berangkat menuju India. Pada
tahun 1510, ia menaklukkan Goa, dan pada tahun 1511, menaklukkan Malaka. Portugis datang ke Nusantara dengan
dimulai menaklukkan Malaka pada 1511 dibawah pimpinan Afonso deAlbuquerque.
Portugis hendak menjadikan Malaka menjadi pangkalan militer untuk menahan
serangan orang melayu.2 Selain itu Alfonso memerintahkan
kapal-kapal untuk berlayar mencari “kepulauan rempah” yakni Maluku. Francisco
Serrao pada tahun 1512 mengadakan penyelidikan mengenai kepulauan rempah.
Selain mengadakan penyelidikan dia juga membantu untuk menghadapi musuh yang menyerang
sehingga menyebabkan dirinya disukai oleh penguasa setempat. Portugis berhasil
bekerjasama dengan Ternate, sehingga Portugis dapat memonopoli perdagangan
rempah di Ternate.3
B.
Kedatangan Bangsa Spanyol
Latar
belakang kedatangan Spanyol ke Nusantara tidak jauh berbeda dengan latar
belakang kedatangan bangsa Portugis, yakni ingin mencari sumber rempah-rempah,
menyebarkan agama Katolik. Dalam pembagian wilayah pelayaran antara Spanyol dan
Portugis ditentukan berdasarkan Perjanjian Thordesillas.
Ekspedisi
pelayaran bangsa Spanyol untuk menemukan Kepulauan Rempah melalui jalur ke arah
barat dilakukan oleh armada Magellan.
Magellan pada tahun
1519 memulai pelayarannya dari Spanyol, dengan lima kapal hitam berlayar dari
pelabuhan Sanlucar de Barrameda dengan awak berjumlah 270 orang. Mereka
berlayar ke arah barat melewati Samudera Atlantik kemudian berlayar menyusuri
ujung selatan Benua Amerika. Hal ini merupakan rute yang berbeda dari
pendahulunya Colombus, yang mana Colombus hanya mencapai Karibia tidak mencapai
Hindia yang sebenarnya. Magellan dan para awaknya memasuki Samudra Pasifik pada
28 November 1520 yang menyisakan tiga dari lima kapal saat pertama berlayar.4
Selama
empat belas minggu, mereka merayap ke utara dan ke barat sambil
terombang-ambing arah angin yang berubah-ubah. Akhirnya mereka sampai di
Filipina pada tahun 1521 dengan Magellan yang kehilangan nyawanya.5
Perjalanan armada Spanyol ini terbilang kurang berhasil karena hasil yang
didapat berupa rempah-rempah tidak sebanding dengan jumlah nyawa, perbekalan,
dan waktu yang dihabiskan untuk ekspedisi tersebut. Dari Filipina dengan
sisa-sisa ekspedisi Magellan mereka berlayar ke arah Maluku, lalu di Maluku
mereka mencoba berusaha mendekati penguasa setempat, dalam hal ini Kerajaan
Tidore. Selain itu mereka juga berperang melawan Portugis yang bekerjasama
dengan Kerajaan Ternate.
C.
Kedatangan Bangsa Belanda
Pada
1596, pelayaran Belanda yang dipimpin de Houtman tiba di Banten, yang merupakan
pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Pada 1597, mereka kembali ke Belanda
dengan membawa cukup banyak rempah-rempah di atas kapal mereka. Setelah
itu, banyak perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda bersaing untuk mendapatkan
rempah-rempah di Indonesia. Pada 1598, 22 buah kapal milik lima perusahaan yang
berbeda mengadakan pelayaran. Pada bulan Maret 1599, armada di bawah pimpinan
Jacob van Neck tiba di “Kepulauan Rempah” Maluku, kapal-kapalnya kembali ke
Belanda pada 1599-1600 dengan membawa rempah-rempah yang cukup banyak dan
keuntungan sebanyak 400 persen. Terjadi persaingan antar perwakilan dagang
Belanda yang mengakibatkan naiknya harga, sementara meningkatnya pasokan
menyebabkan turunnya keuntungan yang diperoleh. Pada 1598, parlemen Belanda
mengajukan usulan agar perseroan-perseroan yang saling bersaing tersebut
bergabung ke dalam suatu kesatuan. Pada 1602, perseroan-perseroan yang bersaing
itu akhirnya tergabung membentuk Maskapai Hindia Timur, VOC.
Sumber :
Catatan Akhir :
1 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 41
2 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 43
3 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm. 45
4
Jack Turner. Sejarah Rempah; Dari Erotisme sampai Imperialisme. (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2011), hlm. 35
5 Jack Turner. Sejarah Rempah; Dari Erotisme sampai Imperialisme. (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2011), hlm. 36 6. M.C.
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern
1200-2008, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2008), hlm. 49
7 M.C.
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern
1200-2008, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2008), hlm. 49
Langganan:
Postingan (Atom)